Ekspor Kopi RI Diprediksi Naik 20% di 2016
GAEKI memperkirakan ekspor kopi Indonesia pada tahun ini mengalami peningkatan sebesar 20% jika dibandingkan 2015 lali. Pada periode Januari-November 2015, ekspor kopi Indonesia tercatat mencapai US$ 1,12 miliar atau meningkat 19,4 persen jika dibandingkan periode yang sama pada 2014.
Ketua GAEKI Hutama Sugandhi mengatakan, peningkatan ini diperkirakan
terjadi lantaran adanya tren konsumsi kopi di dunia, khususnya di negara-negara
tujuan ekspor kopi Indonesia seperti Amerika Serikat (AS).
"Tahun 2016 sepertinya cukup bagus dibanding tahun sebelumnya, akan meningkat 20 persen," ujarnya diJakarta, Rabu (10/2/2016).
"Tahun 2016 sepertinya cukup bagus dibanding tahun sebelumnya, akan meningkat 20 persen," ujarnya diJakarta, Rabu (10/2/2016).
Dia mengatakan, sebenarnya pada tahun-tahun sebelumnya ekspor kopi
Indonesia terbesar menyasar negara-negara Uni Eropa. Namun lantaran ekonomi
Eropa mengalami kelesuan, maka permintaan kopi mengalami penurunan.
Sedangkan sejak tahun lalu ekspor kopi Indonesia ke AS terus mengalami
tren positif. Pada periode Januari-November 2015, Indonesia memasok kopi ke
negeri Paman Sam sebesar US$ 255,76 juta. Sedangkan pada 2014, ekspor kopi
Indonesia ke AS sebesar US$ 323,22 juta.
"Kemarin
paling tinggi AS, sebelumnya Uni Eropa. Ke Eropa menurun mungkin karena faktor
kelesuan ekonomi, kalo AS kan dolarnya kuat. Ke depan kita ingin ke Timur
Tengah dan Afrika, produk kita belum ada di sana," kata dia.
Namun menurut Hutama, peningkatan ekspor kopi ini sebenarnya tidak semata-mata tergantung pada permintaan dari negara importir, melainkan juga produksi di dalam negeri. Selama ini dari total produksi kopi sebesar 700 ribu ton per tahun, 60 persennya diekspor. Sedangkan sisanya diperuntukan bagi kebutuhan industri di dalam negeri.
"Ekspor itu tergantung dari produksi kita, karena konsumsi dalam negeri justru kita dari Vietnam. Rata-rata kita diimporkan kopi Vietnam untuk konsumsi domestik, tapi kopi kita diekspor. Karena demand kopi kita sangat tinggi, ekspor 60 persen dari produksi nasional, 40 persen dipakai untuk industri," tandasnya. (Dny/Gdn)
Namun menurut Hutama, peningkatan ekspor kopi ini sebenarnya tidak semata-mata tergantung pada permintaan dari negara importir, melainkan juga produksi di dalam negeri. Selama ini dari total produksi kopi sebesar 700 ribu ton per tahun, 60 persennya diekspor. Sedangkan sisanya diperuntukan bagi kebutuhan industri di dalam negeri.
"Ekspor itu tergantung dari produksi kita, karena konsumsi dalam negeri justru kita dari Vietnam. Rata-rata kita diimporkan kopi Vietnam untuk konsumsi domestik, tapi kopi kita diekspor. Karena demand kopi kita sangat tinggi, ekspor 60 persen dari produksi nasional, 40 persen dipakai untuk industri," tandasnya. (Dny/Gdn)
DIKUTIP DARI Liputan6.com
0 komentar: