Cafe BACK TO BLACK AMSTERDAM

21.43 Unknown 0 Comments

Cafe BACK TO BLACK AMSTERDAM, Coffee One, CoffeeOne

Nama kedai kopi ini mengingatkan saya pada sebuah lagu yang dinyanyikan Amy Winehouse. Sebuah lagu yang membawa kemuraman tak berbatas. Tapi berbeda dengan lagu itu, Back To Black Amsterdam ini justru membawa vibes menyenangkan yang membuat hati berbahagia.

SEBENARNYA hari itu tak ada niat untuk menikmati kopi lagi. Seharian penuh saya dan teman-teman menjelajah beragam kedai kopi di Amsterdam. Asupan kafein sudah tak sanggup lagi memasuki tubuh. Jika kami paksakan mungkin bisa-bisa jadinya tremor tak berkesudahan. Tapi, saat menyusuri wilayah  Weteringstraat Street, mata saya tiba-tiba tertuju pada sebuah kedai kopi di sudut jalan. Kedai kopi yang tampak begitu cantik yang begitu sayang jika tak disinggahi. Tanpa pikir panjang saya seret teman-teman saya ke kedai kopi ini. Back To Black benar-benar godaan yang menyesatkan.


Cafe BACK TO BLACK AMSTERDAM, Coffee One, CoffeeOne

Meski dari luar tidak begitu luas kelihatannya, ternyata Back To Black mampu menampung kira-kira 25-30 pengunjung. Saat itu suasana kedai sedang ramai. Tapi kebanyakan pengunjung datang sendirian sambil ditemani laptop masing-masing. Coffee shop ini cozy sekali sehingga mungkin saja menjadi pilihan paling tepat untuk mereka yang bersibuk ria dengan deadline-nya masing-masing. Entah kenapa saya gampang jatuh hati dengan coffee shop yang berinteror kayu. Rasanya begitu hangat sehingga suasana yang dibangun ikut terasa menyenangkan.


Cafe BACK TO BLACK AMSTERDAM, Coffee One, CoffeeOne

Niat awal untuk tidak ngopi lagi pun seketika surut dikarenakan mesin espresso Kees Van Der WEste Spirit 2 Group yang ada di sana begitu berisik dan seolah-olah memanggil-manggil untuk dicoba kehebatannya. Barista sibuk di balik coffee bar yang berisi coffee gears yang canggih. Ya sebut sajalah automatic Victoria Ardunio Mythos One sebagai espresso grinder-nya dan Mahlkonig Guatemala yang berperan besar untuk melebur habis kopi-kopi untuk filter coffee. Di Amsterdam sepertinya semua alat kopi di coffee shop-nya terlihat sangat fancy. Mungkin sekaligus menjadi investasi mengingat padatnya pengunjung kedai kopi mereka.

Karena tak sanggup ngopi banyak, akhirnya saya memesan espresso double shots yang dibandrol €2.8 dan teman saya meemsan chai latte seharga €2.9. Espresso-nya enak dan cocok di lidah saya. Mungkin espresso blend racikan kedai kopi ini memang benar-benar diperhatikan. Sedangkan chai latte-nya ya biasa saja. Seperti layaknya chai latte kebanyakan. Saya sih pengin memesan filter coffee mengingat Back To Black ini juga memiliki roastery sendiri dan tentu kopinya mereka roasting sendiri. Tapi apa daya kekuatan tubuh untuk menerima kafein sudah pada batasnya. Tak mampu untuk meneguk kopi-kopi lainnya.


Cafe BACK TO BLACK AMSTERDAM, Coffee One, CoffeeOne

Meski tak banyak mencoba aneka menu kopi di Back To Black, saya sungguh sangat suka ngopi di kedai kopi ini. Segala sesuatunya terasa begitu nyaman. Mulai dari susunan meja dan kursi yang tepat, playlist kedai kopinya yang asik, interior kayu yang membangun kenyamanan hingga jendela-jendela besar yang memungkinkan matahari masuk dengan berkecukupan. Coffee shop ini memang berada di lokasi strategis yang mana ramai manusia lalu lalang dan juga tepat dari segi penerangan sehingga sinar matahari bebas menerobos dari seluruh jendela. Suka sekali!

Berdasarkan dari ngobrol dengan salah satu baristanya, saya akhirnya tahu kalau coffee shop ini adalah milik Noortje Vlutters dan Inge Bulthuis, dua orang sahabat yang sudah bersahabat puluhan tahun. Mereka berdua gemar menjelajah ke seluruh dunia dan suka menghabiskan waktu di berbagai kedai kopi. Berkat hal ini, mereka bertekad membuat sebuah kedai kopi sendiri suatu hari nanti. Lalu kemudian lahirlah Back To Black. Pada mulanya Back To Black hanyalah sebuah kedai kopi biasa, namun setahun kemudian mulai berkembang menjadi roastery. Dua pemiliknya terus mendalami ilmu di bidang kopi di seluruh dunia. Karena keduanya percaya kopi adalah ilmu pengetahuan yang tak henti-henti digali.

Nah, sore sudah menjelang dan sudah sebaiknya saya dan teman-teman berkemas balik ke hotel. Tapi sebelumnya tak lupa juga saya membeli beberapa single origin untuk dibawa pulang karena tidak sempat dinikmati di sini. Jika kamu mampir ke sini, kamu juga bisa membeli aneka merchandise dari Back To Black. Tak hanya itu, mereka juga menjual biji kopi, alat-alat kopi seperti Chemex, Hario V60, Keep Cup, Aeropress dan banyak lagi. Intinya Back To Black adalah yang tepat saat butuh pulang pada kopi.


http://majalah.ottencoffee.co.id/

Coffee One, CoffeeOne

0 komentar: